400 Tahun RI Ekspor Barang Mentah, Jokowi: yang Kaya Negara Lain!



presiden-ri-jokowi-di-malam-puncak-hut-ke-79-pertambangan-dan-energi-jakarta-10-oktober-2024-tangkapan-layar-youtube-10_169 400 Tahun RI Ekspor Barang Mentah, Jokowi: yang Kaya Negara Lain!




Jakarta, Harian – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan dan mengingatkan pentingnya penyulingan minyak dalam negeri, khususnya di sektor pertambangan. Pasalnya, Indonesia sudah mengekspor bahan mentah selama 400 tahun, dan negara-negara lain sudah kaya dan maju.

Presiden Jokowi mengatakan melalui daur ulang, nilai tambah yang diperoleh Indonesia bisa meningkat berkali-kali lipat.

“Kemudian hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah nilai tambah di sektor ESDM itu sangat penting. Karena biayanya sangat tinggi. Nilai tambah. Itu harus di dalam negeri. Bukan bahan mentah yang kami kirim dan kemudian nikmati di negara lain. . Ini tidak akan terjadi lagi,” ujarnya pada Malam Puncak Peringatan HUT Pertambangan dan Energi ke-79 di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

“Pekerjaan yang benar-benar tercipta di sana adalah mereka yang memperoleh keuntungan. Ini tidak mungkin. Kami telah mengirimkan bahan mentah ke luar negeri selama lebih dari 400 tahun. Yang kaya itu yang di negara maju, kita tidak bisa melompat. Ini adalah sesuatu yang sering saya katakan untuk menekankan pentingnya arus ke bawah. aliran ke bawah. Sangat penting. “Tidak seorang pun boleh mundur dalam masalah ini dengan alasan apa pun,” tegasnya.

Ia pun mencontohkan pengolahan tembaga yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI). Setelah dibangunnya pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga kedua PTFI di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, bersama dengan smelter pertama yang dioperasikan PT Smelting, akan mampu mengolah 3 juta ton. konsentrat tembaga. per tahun di dalam negeri.

Pabrik peleburan kedua ini resmi memproduksi katoda tembaga pertamanya pada 23 September 2024 yang juga diresmikan oleh Presiden Jokowi. Pabrik peleburan tembaga berkapasitas 1,7 juta ton per tahun ini diproyeksikan menjadi smelter satu baris terbesar di dunia. Kedua pabrik tersebut memproduksi 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun.

“Bayangkan Freeport mengolah 3 juta konsentrat tembaga setahun, mereka sudah mengolahnya lebih dari 50 tahun. Dimana pabrik peleburannya? Tidak di negara ini. Ini sangat besar. Newmont, dan Amman, 900 ribu ton konsentrat tembaga juga diolah secara eksternal selama beberapa tahun. Jadi saya mengapresiasi, sangat mengapresiasi upaya keras Kementerian ESDM. Bersama dengan semua judulnya, saat ini kami memiliki lebih dari 100 pabrik,” jelasnya.

Dijelaskannya, sektor ESDM merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki potensi yang sangat besar, dan “sektor yang efek pengganda sangat penting bagi perekonomian nasional.”

Selama 10 tahun terakhir, kontribusi sektor ESDM terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai lebih dari Rp 1.800 triliun.

(melalui)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: 2 Menteri dan Kepala Pertambangan Mendekati Istana untuk Bertemu Jokowi



Artikel selanjutnya

Freeport Dapat Lampu Hijau Perpanjang IUPK


Post Comment