Awas Hujan Bawa Petaka-Mobil Jatuh dari Kapal, Ini Perintah Kemenhub
Jakarta, Harian – Seiring meningkatnya curah hujan menjelang akhir tahun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyadari paparan curah hujan yang tinggi kerap menimbulkan kecelakaan seperti mobil terjatuh ke laut. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Hartanto mengingatkan operator kapal agar bersiap menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
“Cuaca ekstrim atau buruk bisa menyebabkan seringnya terjadi kecelakaan. Mungkin saat menaiki kapal, mobil atau bahkan penumpang terjatuh, dan lain sebagainya. Ya tentu saja harus ada semacam peralatan, terutama bagi operator, karena mereka menyadari terhadap cuaca. “Kalau cuaca tidak memungkinkan untuk naik, kami berhenti sebentar,” ujarnya dalam jumpa pers kesiapan angkutan Natara tahun 2024/2025 di kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (12/12/2024). ).
Beberapa upaya mitigasi dampak cuaca ekstrem pada akhir Desember ini antara lain koordinasi intensif dengan BMKG, penyesuaian jadwal pengiriman, serta peningkatan kesiapan personel dan peralatan. Sementara rencana daruratnya adalah meningkatkan patroli di perairan dan memberikan informasi cuaca real-time di terminal dan pelabuhan.
“Tetapi sekali lagi, kita tidak bisa menghindari kondisi cuaca ekstrim atau cuaca buruk. Apalagi antara bulan Desember dan Januari, banyak kejadian yang terjadi. Bahkan saat ini Anda sering mendengar tentang kapal tenggelam, kapal kandas. “Karena ketika mengenai sasaran, karena cuaca buruk, mati mesin dan sebagainya, kapal tidak dapat kita kendalikan sehingga tenggelam, kandas, atau mungkin bertabrakan dengan benda lain,” kata Hartanto.
Namun tidak mudah untuk menyampaikan informasi dan informasi mengenai mitigasi dampak kecelakaan transportasi laut kepada masyarakat. Ia mengatakan, sebagian masyarakat terkadang tidak mau mengetahui kondisi cuaca karena ingin pulang. Misalnya saat Idul Fitri, masyarakat tidak ingin mengetahui hari menjelang Idul Fitri karena ingin melaksanakan salat Idul Fitri di rumah bersama keluarga, bahkan di akhir tahun seperti sekarang.
“Banyak orang tidak menerimanya. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi atau sosialisasi agar mereka paham bahwa kita diajarkan untuk menjadi pelaut yang tentunya mengutamakan keselamatan dan kenyamanan. Tapi terkadang luka bagi yang tidak ingin mengetahui kondisi ini. Bahkan menuduh kami tidak melayani dan sebagainya. Padahal kami berupaya untuk mengantisipasi mitigasinya, kata Airlangga.
(Oh)
Artikel selanjutnya
Ngeri! Korea Selatan mengalami curah hujan ekstrim setiap 200 tahun sekali
Post Comment