Eropa Masih Panas, Ribuan Orang Berdemo-Polisi Tembak Gas Air Mata
Jakarta, Harian – Ribuan demonstran melanjutkan aksinya di ibu kota Georgia, Tbilisi, pada Sabtu (30/11/2024) malam. Protes terus berlanjut terhadap pembatalan negosiasi aksesi ke Uni Eropa (UE) oleh pemerintah.
Meluncurkan Reuters Pada Minggu (12/1/2024), ribuan pengunjuk rasa membangun barikade, memecahkan jendela, dan menyalakan kembang api di dekat gedung Parlemen. Sebagai tanggapan, polisi anti huru hara menembaki massa dengan meriam air dan gas air mata.
Suatu saat, kebakaran kecil terjadi di Gedung Parlemen, kemungkinan disebabkan oleh kembang api. Para pengunjuk rasa membakar patung orang terkaya di Georgia, pendiri partai berkuasa Bidzina Ivanishvili, di tangga gedung parlemen.
Media Georgia melaporkan protes lain di kota-kota di seluruh negeri.
Demonstrasi tersebut merupakan yang terbesar sejak partai penguasa anti-Barat terpilih kembali bulan lalu dalam pemungutan suara yang menurut oposisi pro-Eropa telah dicurangi.
Georgia berada dalam krisis sejak Kamis (28/11/2024), ketika partai berkuasa Georgian Dream mengatakan akan menghentikan negosiasi aksesi UE selama empat tahun ke depan. Mereka menuduh UE memeras Georgia.
Keanggotaan UE merupakan hal yang populer di Georgia, yang tujuan bergabungnya dengan blok tersebut tercantum dalam konstitusi negara tersebut.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Perdana Menteri Irakli Kobakhidze menuduh oposisi pro-Eropa merencanakan revolusi. Keamanan Negara mengatakan partai-partai politik berusaha untuk “menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.”
Sementara itu, Presiden Salome Zurabishvili, yang menentang pemerintah dan mendukung keanggotaan UE namun kekuasaannya sebagian besar hanya bersifat seremonial, mengatakan dia tidak akan meninggalkan jabatannya ketika masa jabatannya berakhir bulan depan karena parlemen baru tidak sah dan tidak memiliki wewenang untuk menunjuk penggantinya.
Georgian Dream memenangkan hampir 54% suara pada pemilu 26 Oktober, mengalahkan oposisi, yang mengatakan pemilu tersebut dicurangi. Baik partai berkuasa maupun komisi pemilu Georgia mengatakan pemilu berlangsung bebas dan adil. Negara-negara Barat telah menyerukan penyelidikan.
Partai yang berkuasa menganjurkan menjaga perdamaian di negara tersebut dan menuduh pihak oposisi mencoba menyeret Georgia ke dalam perang dengan Rusia atas nama Barat.
(hsy/hsy)
Artikel selanjutnya
Keadaan terkini gedung DPR pasca runtuhnya gerbang
Post Comment