Israel Serang Markas Pasukan PBB-Lukai 2 Tentara RI, Pemerintah Ngamuk
Jakarta, Harian – Pada Kamis (10/10/204), Israel melepaskan tembakan ke markas besar pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan. Dua tentara, yang diyakini berasal dari Indonesia, terluka.
Insiden ini adalah yang paling serius yang dilaporkan misi penjaga perdamaian sejak pekan lalu, ketika mereka menolak permintaan Israel untuk “merelokasi” beberapa posisinya. UNIFIL, yang memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan, menyerukan gencatan senjata menyusul meningkatnya konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon pada 23 September, setelah setahun terjadi penembakan lintas batas.
“Pagi ini, dua penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembaki menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura, mengenainya secara langsung dan menyebabkan mereka terjatuh,” kata misi tersebut, menggunakan akronim militer Israel, seperti dilansir AFP.
Meskipun mereka tidak mengalami cedera serius, “mereka tetap dirawat di rumah sakit,” tambah misi tersebut.
Juru bicara UNIFIL mengatakan penjaga perdamaian yang terluka adalah warga negara Indonesia. Menteri Pertahanan Italia, yang bersama Indonesia merupakan salah satu kontributor pasukan terbesar UNIFIL, mengatakan serangan dan insiden lain yang UNIFIL tuduhkan dilakukan oleh Israel “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”
Guido Crosetto, menteri pertahanan Italia, menyebut penembakan itu sebagai “tindakan yang tidak dapat diterima” dan mengatakan dia “memprotes rekan-rekan saya di Israel dan duta besar Israel untuk Italia.”
Kementerian Luar Negeri Prancis juga mengatakan pihaknya sedang menunggu “penjelasan dari otoritas Israel” mengenai insiden tersebut, dan menambahkan bahwa “perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB adalah tanggung jawab semua pihak yang terlibat konflik.”
Kementerian Luar Negeri Spanyol juga mengecam keras penembakan yang dilakukan Israel terhadap markas UNIFIL, dan menyebutnya sebagai “pelanggaran serius terhadap hukum internasional”.
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris, yang negaranya mengirimkan sekitar 370 tentara ke misi tersebut, mengatakan “setiap penembakan di dekat pasukan atau instalasi UNIFIL adalah tindakan yang ceroboh dan harus dihentikan.”
Militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura, lebih jauh ke selatan, pada hari Kamis, menurut UNIFIL.
UNIFIL mengatakan serangan itu menghantam “pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi.”
Misi tersebut menambahkan bahwa sebuah drone militer Israel “terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga pintu masuk bunker.”
Markas UNIFIL dan lokasi di dekatnya “diserang berulang kali,” kata misi tersebut.
Pada hari Rabu, “tentara IDF dengan sengaja melepaskan tembakan dan menonaktifkan” kamera pengintai di sekeliling lokasi, tambah UNIFIL.
UNIFIL mengatakan pekan lalu bahwa militer Israel telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk “membersihkan” beberapa posisi sebelum melancarkan operasi darat di Lebanon.
Misi penjaga perdamaian menolak permintaan tersebut, yang oleh Presiden Irlandia Michael Higgins disebut sebagai “penghinaan terhadap institusi paling penting di dunia”.
Tanggapan pemerintah Indonesia
Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap markas misi penjaga perdamaian PBB. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan IDF di Lebanon selatan yang melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL mengalami luka ringan saat menjalankan tugas pengawasan di menara observasi markas kontingen Indonesia di Nakura. “, katanya.
Retno mengatakan, kedua pegawai tersebut langsung dirawat di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami kedua tentara tersebut disebabkan oleh peluru yang ditembakkan dari tank IDF Merkava.
Sementara itu, Retno berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Serikat Pendukung Markas Besar Angkatan Garuda (FHQSU).
“Indonesia mengingatkan IDF akan pentingnya menghormati pasukan dan properti UNIFIL, serta menjamin keselamatan dan keamanan personel UNIFIL. Indonesia menekankan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan UNSCR 1701, yang merupakan inti dari mandat UNIFIL.” “, katanya.
Ia juga meminta semua pihak untuk menjamin penghormatan terhadap wilayah PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat dan dalam keadaan apa pun.
“Indonesia menyerukan penyelidikan atas serangan tersebut dan agar mereka yang bertanggung jawab diadili,” tutupnya.
(menetas/menetas)
Artikel selanjutnya
Sekjen PBB: Dunia tidak akan mampu membiayainya jika Lebanon menjadi Jalur Gaza kedua
Post Comment