Kementerian Perumahan Hidup Lagi, Bos Properti Langsung Minta Ini
Jakarta, Harian – Pemerintah resmi menghidupkan kembali Kementerian Perumahan dan Permukiman (HRR) setelah 10 tahun absen menjadi Direktorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUHR). Para pengembang percaya bahwa memiliki kementerian yang membidangi sektor perumahan merupakan tanda niat serius pemerintah untuk mendorong percepatan pembangunan perumahan bagi penduduk kota dan desa.
Keberadaan kementerian perumahan yang berdedikasi berarti bahwa kebijakan akan diterapkan untuk mendorong pembiayaan yang lebih cepat dan memperbaiki peraturan menjadi lebih baik. Kebijakan pendanaan diharapkan dapat mempermudah kehidupan masyarakat yang belum memiliki rumah, dan kebijakan regulasi yang baik akan berdampak positif karena adanya kepastian berusaha, termasuk prosedur perizinan yang sederhana dan cepat.
“Kementerian Perumahan dan Pelayanan Masyarakat diharapkan mampu memperbaiki kekurangan dari cara-cara sebelumnya sehingga hasil yang dicapai bisa berbeda. Kita harus menyadari bahwa terdapat backlog (defisit pasokan perumahan) sebesar 12,7 juta unit, yang dalam satu dekade hanya turun di bawah 10. “Hanya 1%.” Oleh karena itu, cara pengelolaannya jelas perlu diubah,” kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Joko Suranto dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024). ).
Oleh karena itu, kementerian yang kini telah terbentuk harus mempersiapkan ekosistem pasokan dan permintaan perumahan agar dapat beroperasi lebih cepat, terukur, dan fleksibel. Ekosistem perizinan yang saat ini masih tersebar di beberapa kementerian/departemen juga dapat segera dilonggarkan, disederhanakan, dan diselaraskan.
REI berharap dapat segera bertemu dengan setidaknya lima kementerian yang terkait erat dengan sektor perumahan untuk menyelaraskan berbagai kebijakan. Kelima kementerian tersebut antara lain Kementerian Perumahan dan Permukiman, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Investasi dan Pengolahan/BKPM sebagai pengelola penyerahan terpadu secara online. (OSS) atau perizinan berusaha berbasis risiko.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang pekerja mencampur semen di sebuah proyek perumahan di kawasan Tajur Halang, selatan Jakarta, Indonesia, 16 Juli 2018. Foto diambil 16 Juli 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
|
“Perlu ada kesamaan dalam membaca data dan fakta. Sebab selama ini pengurusan izin Amdahl saja bisa memakan waktu lebih dari enam bulan, sehingga jika diparalelkan, semua izin bisa selesai paling cepat dalam waktu satu tahun. Hal ini sudah sering kita jumpai. telah memitigasi masalah perizinan yang mendasarinya dan hal ini perlu diatasi terlebih dahulu,” kata salah satu anggota Satgas Perumahan.
Pemerintahan Prabowo Subianto menjadikan sektor perumahan sebagai salah satu pintu masuk pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dengan menyediakan perumahan layak huni, akan dibangun 3 juta unit rumah setiap tahunnya, termasuk 2 juta rumah di pedesaan dan pesisir serta 1 juta rumah di perkotaan.
Pengembang bisa berpartisipasi, misalnya untuk desa bisa dilaksanakan melalui sistem pendampingan. Pendekatan pembangunan rumah di pedesaan akan mengutamakan masyarakat yang sudah memiliki lahan namun belum mampu membangun. Nantinya, akan ada mekanisme subsidi angsuran dari negara, termasuk bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal.
Sedangkan di dalam kota, pembangunan apartemen terjangkau akan dilakukan di atas tanah milik negara, BUMN, dan BUMD yang telah lolos inventarisasi.
“Menurut Satgas Perumahan, di DKI Jakarta saja ada 140 pasar yang lahannya bisa digunakan untuk pembangunan perumahan. Penyitaan tanah dari Kejaksaan Agung juga boleh, tapi legalitasnya harus jelas dan murni dulu,” jelas Djoko Suranto. .
(fisika/voor)
Artikel berikutnya
Agunan inilah yang paling sering ditanyakan pengusaha ke Prabovo.
Post Comment