Lewat Desa Energi Berdikari, Pertamina Bagi-Bagi Energi Bersih
Jakarta, Harian – PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi Desa Energi Mandiri (DEB) di 85 lokasi di seluruh Indonesia. Melalui DEB, Pertamina mengembangkan energi bersih dengan menggunakan 5 jenis energi terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga surya, metana dan biogas, pembangkit listrik tenaga mikro hidro, biodiesel, dan energi hybrid solar-wind.
Vice President Corporate Communications Pertamina Fajar Joko Santoso mengatakan DEB merupakan program yang bertujuan untuk mendukung ketahanan energi melalui sumber energi baru terbarukan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
“Program DEB difokuskan pada pemanfaatan energi bersih sesuai potensi desa sehingga berdampak pula pada ketahanan energi dan kemandirian daerah,” kata Fajar, seperti dikutip dari siaran pers beberapa waktu lalu.
Menurutnya, DEB memberikan akses sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai solusi kebutuhan energi masyarakat yang semakin meningkat. Program DEB juga mematuhinya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) poin 4, 7, 8 dan 13, serta tujuan pemerintah yang ingin dicapai Emisi Nol Bersih (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal.
“Dalam pelaksanaan proyek tersebut, Pertamina berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat karena Pertamina percaya bahwa energi yang bersih dan mudah diakses akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian yang berkelanjutan,” kata Fajar.
Energi terbarukan dan sinar matahari diketahui berhasil dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan perkebunan di Desa Kalijaran di Cilakapa, Desa Wisata Telaga Shuji di Muara Enim, Desa Tanjung Karang di Aceh Tamiang, Desa Kampung Apar di Pariaman dan Desa Pulau Semambu di Ogan-Ilir.
Di Desa Kalijaran, energi baru terbarukan digunakan untuk mengairi sawah, yang dapat mengatasi masalah kelangkaan sumber air selama musim kemarau. Pemanfaatan sumber energi baru terbarukan juga diterapkan di Desa Pulau Semambu, Kabupaten Ogan Ilir, dimana diperlukan sumber listrik yang lebih kuat untuk pompa air sebagai alat bantu petani dalam bercocok tanam.
Di Desa Wisata Telaga Shuji, Distrik Muara Enim dan Desa Kampung Apar, Kota Pariaman, energi terbarukan digunakan untuk menggerakkan beberapa kegiatan seperti hidroponik, pengolahan jamu, dan pertanian organik. Sementara itu, di Desa Tanjung Karang, Aceh, Tamiang dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dalam program Lokakarya Penyandang Disabilitas Doorsmeer.
Hingga akhir tahun 2023, program DEB menghasilkan 324.039 W energi terbarukan (surya), 609.000 m3/tahun (metana), 16.500 W (hibrida/surya dan angin), 28.000 W (mikrohidro) dan 6.500 l/tahun. (biodiesel). Program DEB Pertamina mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 729.127 ton CO2e setiap tahunnya.
“Program DEB akan terus berkembang di desa-desa dan diharapkan semakin banyak desa yang mampu mandiri energi dan berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya,” tutup Fajar.
Selain memberikan ketahanan energi pada desa, Program DEB juga memberikan dampak ekonomi terhadap 5.413 keluarga penerima manfaat. Selama setahun, DEB memberikan manfaat ekonomi senilai Rp2,5 miliar sehingga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan.
Diharapkan melalui program DEB Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi perekonomiannya melalui berbagai pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat, pengembangan produk yang dihasilkan oleh UMKM dan pemberian edukasi penggunaan dan pemeliharaan fasilitas energi terbarukan.
(ra/ra)
Artikel berikutnya
Puncak! Berkat itu, Pertamina mendapat penghargaan dari Kementerian Desa dan PDTT
Post Comment