PDIP Pastikan Pertemuan Megawati dan Prabowo: Bukan soal Dukung Mendukung
Kabar Indonesia, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri berencana bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ketua DPP PDIP Saeed Abdullah membenarkan rencana pertemuan tersebut.
Saeed mengatakan, pertemuan orang kedua pada Pilpres 2009 itu merupakan agenda silaturahmi kedua tokoh bangsa. Dia membantah pertemuan itu dilakukan untuk membahas kemungkinan Partai Banteng bergabung dengan pemerintahan Prabowo.
“Ini bukan tentang dukungan dan dorongan. Demi kepentingan bangsa, makanya direncanakan pertemuan itu,” kata Saeed melalui pesan singkat, Sabtu, 14 September 2024.
Menurutnya, meski diskusi politik sempat terjadi. Pertemuan Megawati dan Prabowo digelar untuk membahas dinamika, persoalan nasional, dan diskusi mencari solusi penyelesaian permasalahan.
Jadi jangan khawatir mau ikut atau tidak, yang penting tujuannya sesuai dengan kepentingan bangsa, kata Ketua Badan Anggaran DPR itu.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP lainnya, Puan Maharani mengatakan, rencana pertemuan Megawati dan Prabowo akan terlaksana. Namun putri Megawati itu belum mau menyebutkan secara detail kapan kedua sosok tersebut akan dipentaskan.
Ia mengatakan, pertemuan itu akan dilakukan bila waktunya tiba. “Iya Insya Allah pertemuan itu akan dilakukan. Persahabatan itu penting,” kata Puan.
Puan juga belum mau menjelaskan detail agenda pertemuan kedua Ketua Umum partai tersebut nanti. Dia mengatakan pertemuan itu hanya bersifat persahabatan.
“Kita tunggu saja pembahasannya (agenda politik) apa. Tapi intinya hanya silaturahmi,” kata Puan.
Periklanan
Senin lalu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo akan dilakukan sebelum pelantikan Prabowo sebagai presiden terpilih pada 20 Oktober.
Muzani mengatakan, kemungkinan pertemuan mereka akan membahas politik, termasuk kemungkinan PDIP bergabung ke kabinet Prabowo-Gibran. “Tunggu saja,” kata Muzani.
Merujuk pemberitaan Majalah Tempo tertanggal 2-8 September 2024, Megawati disebutkan berkomunikasi dengan Prabowo usai putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara nomor 60/PUU-XXII/2024. Putusan Mahkamah Konstitusi memberi lampu hijau kepada NDIP untuk secara independen mencalonkan personel pilkada.
Dua sumber yakni petinggi PDIP dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi pendukung Prabowo-Jibran, menyebut Megawati mengirimkan pesan khusus kepada Prabowo pada 21 Agustus lalu.
Dalam isinya, Megawati menyatakan PDIP tidak akan menurunkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta jika Prabowo setuju dengan keputusan anggota parlemen tersebut. Kemudian pemerintah dan DPR berniat merevisi undang-undang pilkada untuk menghindari keputusan Mahkamah Konstitusi.
Malam itu juga, Prabowo memanggil orang terdekatnya dari Partai Gerindra, yakni Sufmi Dasko Ahmad; Ahmad Muzani; dan Sugiono ke rumah dinasnya. Prabowo mengaku tidak mendukung pengesahan revisi undang-undang pilkada. Keesokan harinya, Dasko mengumumkan pembatalan pengesahan perubahan UU Pilkada.
Batalnya pengumuman revisi UU Pilkada juga menutup jalan Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta. PDIP mengusung Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dari PDIP. Keduanya merupakan kader partai yang bullish.
Pilihan Editor: KSAD Maruli mengimbau prajurit TNI menghindari gaya hidup mewah
Post Comment