Penelitian Ini Ungkap Ada Bahaya Besar Ancam Indonesia



hutan-amazon_169 Penelitian Ini Ungkap Ada Bahaya Besar Ancam Indonesia




Jakarta, Harian – Sejumlah penelitian terus mengungkap perkembangan “bahaya serius” yang mengancam Bumi, yaitu penggundulan hutan di sejumlah negara di dunia. Salah satunya adalah Forest Declaration Assessment yang mencatat data laju deforestasi global.

Laporan tersebut menemukan bahwa hutan yang hampir seluas Irlandia akan hilang pada tahun 2023, dengan 6,37 juta hektar (15,7 juta hektar) pohon ditebang dan dibakar. Angka ini dikatakan jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat yang diharapkan agar dunia tetap berada pada jalur penghapusan deforestasi pada akhir dekade ini.

“Secara global, deforestasi semakin memburuk, bukan membaik, sejak awal dekade ini,” kata Ivan Palmegiani, konsultan keanekaragaman hayati dan tata guna lahan di Climate Focus dan penulis utama laporan Forest Declaration Assessment. AFP, Selasa (08/10/2024).

“Kita tinggal enam tahun lagi menuju tenggat waktu global yang sangat penting untuk menghentikan deforestasi, dan hutan terus ditebang, dihancurkan, dan dibakar pada tingkat yang mengkhawatirkan,” katanya.

Di wilayah berisiko tinggi, para peneliti menunjukkan kegagalan terjadi di Bolivia dan Indonesia. Bolivia mengalami “peningkatan yang mengkhawatirkan” dalam deforestasi, melonjak 351% antara tahun 2015 dan 2023, kata laporan itu.

“Tren ini tidak menunjukkan tanda-tanda mereda,” tambahnya, karena sebagian besar hutan dibabat untuk pertanian, terutama kedelai, juga daging sapi dan gula.

Khususnya di Indonesia, deforestasi menurun antara tahun 2020 dan 2022, namun mulai meningkat tajam pada tahun lalu. Hal ini disebabkan adanya sejumlah pembukaan hutan untuk kegiatan pertambangan.

Ironisnya, hal ini antara lain didorong oleh permintaan terhadap bahan-bahan yang sering dianggap ramah lingkungan, seperti viscose untuk pakaian, serta lonjakan penambangan nikel untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan, katanya lagi tentang RI.

Laporan ini juga menyoroti peran penebangan kayu, pembangunan jalan dan kebakaran terhadap degradasi hutan, atau situasi dimana lahan terdegradasi namun tidak hancur total. Dilaporkan bahwa pada tahun 2022, tahun terakhir data tersedia, kawasan hutan dua kali luas Jerman akan mengalami degradasi.

Erin Matson, konsultan senior di Climate Focus yang juga penulis laporan Forest Declaration Assessment, mengatakan hal serupa. Ia mengatakan, diperlukan kebijakan yang kuat dan penegakan hukum yang kuat.

“Untuk mencapai tujuan perlindungan hutan global, kita harus membuat perlindungan hutan kebal terhadap perubahan politik dan ekonomi,” katanya.

Laporan ini muncul setelah Komisi Eropa pekan lalu mengusulkan untuk menunda penerapan undang-undang anti-deforestasi selama satu tahun, meskipun ada protes dari organisasi non-pemerintah. Hukum akan diterapkan ESDR akhir tahun 2025.

“Kita harus secara mendasar memikirkan kembali hubungan kita dengan konsumsi dan model produksi kita untuk menjauh dari ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan,” tambah Mattson.

(bos/bos)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Implementasi EUDR mungkin tertunda satu tahun

Post Comment