RI Bebas Masuk Geng Manapun, Termasuk Rusia & China



menter-luar-negeri-sugino-hadiri-ktt-brics-plus-intagramsugiono56-2_169 RI Bebas Masuk Geng Manapun, Termasuk Rusia & China




Jakarta, Harian – Presiden Prabowo Subianto memutuskan Indonesia akan bergabung dengan blok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan). Hal ini berbeda dengan keputusan Presiden ketujuh Joko Widodo yang pada tahun 2023 lebih memilih agar Indonesia fokus bergabung dengan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Meskipun demikian, pada kenyataannya terdapat perbedaan mendasar antara BRICS dan OECD yang tidak dapat memaksa kedua organisasi tersebut untuk memiliki arah yang berbeda satu sama lain dan mengharuskan Indonesia untuk memilih salah satu dari kedua organisasi tersebut.

“Tolong jangan bingungkan mereka. OECD dan BRICS adalah platform yang berbeda,” kata Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian, di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta. , Jumat (25/10/2024).

Edey menjelaskan, OECD bukanlah sebuah blok organisasi perdagangan atau ekonomi-politik, melainkan sebuah lembaga yang menyatukan standar tinggi untuk memastikan anggotanya mendapatkan status dan kualitas ekonomi negara-negara berpenghasilan tinggi dan maju.

“OECD itu lembaga rujukan standar, bukan blok perdagangan, jadi di dalam OECD tidak ada negosiasi, yang ada diskusi, konsultasi. Oleh karena itu, tidak ada negosiasi tarif, tidak ada. Ibarat perusahaan mau go internasional, perlu ISO ya, OECD ada,” kata Edi.

Oleh karena itu, ketika suatu negara ingin bergabung dengan OECD, negara tersebut perlu menyelaraskan aturan dan standar sosial-ekonomi dengan persyaratan dan kesepakatan negara-negara anggotanya.

Misalnya saja standar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi, Program Penilaian Siswa Internasional (PISA), koefisien Gini atau koefisien Gini, kualitas dan harapan hidup, standar perpajakan.

“Jadi kita berbicara tentang metrik yang berpusat pada masyarakat karena kita juga ingin menjadi besar tidak hanya dalam hal PDB (produk domestik bruto) tetapi juga dalam hal kekayaan. Itu sebabnya kami akan melakukannya lagi. hal-hal penting sehingga kita dapat membuat indikator. “Kesejahteraan kami bagus,” kata Eddie.

Sementara BRICS, sebagai blok negara berkembang dengan potensi demografi besar dan produktivitas tinggi, lebih merupakan organisasi yang berupaya menciptakan tata kelola global yang lebih inklusif.

Istilah BRICS juga dipinjam dari karya Chairman Goldman Sachs Asset Management Jim O'Neill dalam bentuk buku berjudul Mapping Growth: Economic Opportunity in the BRIC Countries and Beyond (2011).

Oleh karena itu, tegas Edy, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip politik internasional bebas aktif sesuai dengan pembukaan keempat UUD 1945 dan UU Nomor 37 Tahun 1999 tidak bisa tidak menentang organisasi tersebut.

“Karena saya katakan tadi bahwa perekonomian kita terbuka dan kita mempunyai kebijakan yang sudah mendarah daging bahwa kita harus bebas. Kebebasan tidak berarti netral. Kebebasan artinya kita bisa memilih siapa saja yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan dalam negeri,” kata Edi.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi mendaftarkan Indonesia menjadi anggota blok BRICS Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Pendaftaran dilakukan melalui penyerahan letter of interest atau pernyataan ketertarikan oleh Menteri Luar Negeri Sugiono pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus (KTT) di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024).

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono saat menghadiri KTT BRICS-plus di Kazan, Rusia. Berkat pengumuman yang disampaikan pada Kamis (24/10/2024), proses bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS yang dipimpin Rusia telah dimulai.

“Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan perwujudan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif. Bukan berarti kita menganut kubu tertentu, tapi kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono seperti dikutip, Jumat (25/10/2024).

(arj/pengusir hama)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Lawan Barat! Putin mengatakan bahwa 30 negara sedang “mengantri” untuk bergabung dengan BRICS



Artikel berikutnya

Geng Rusia-Tiongkok secara sistematis melakukan dedolarisasi dan mempersiapkan sistem keuangan baru


Post Comment