Sekutu Putin Menggila, Ancam ‘Tenggelamkan’ Inggris Pakai Bom Nuklir
Jakarta, Harian – Retorika nuklir antara Rusia dan negara-negara Barat masih berlangsung. Baru-baru ini, ancaman rudal nuklir kembali disuarakan oleh propagandis Kremlin Vladimir Solovyov, yang juga merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.
Dalam program TV “Evenings with Vladimir Solovyov,” ia kembali menceritakan bagaimana anggota Dewan Pertahanan Rusia dan mantan Presiden Dmitry Medvedev mengangkat pertanyaan tentang kemungkinan pemboman Inggris. Menurutnya, negara inilah yang menjadi pemicu permasalahan serius di muka bumi.
“Kita perlu menyelesaikan masalah ini sampai ke akar-akarnya dan segera membanjiri pulau anjing Anglo-Saxon terkutuk itu,” ujarnya mengutip situs tersebut. Minggu Berita Kamis (10/10/2024).
Komentarnya terkait proposal yang diajukan pada akhir September oleh pemain ski Rusia Elena Vyalbe. Dia menuntut agar Rusia “melemparkan bom yang sangat besar ke pusat kota London.” organisasi induk internasional bermain ski, Persatuan Biathlon Internasional (IBU) telah menskors atlet Rusia.
Retorika nuklir sendiri masih digunakan di tengah ketegangan antara Barat dan Moskow. Hal ini terjadi ketika Kyiv mulai menggunakan senjata yang didukung oleh aliansi Barat NATO untuk menyerang wilayah dalam negeri Rusia.
Hal ini mendorong Putin untuk mempertimbangkan kembali doktrin nuklir Rusia. Berdasarkan doktrin yang direvisi, setiap agresi terhadap Rusia yang dilakukan oleh negara non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan dari negara nuklir dapat dianggap sebagai serangan bersama dan melewati ambang batas nuklir.
Oleh karena itu, perubahan ini juga berlaku untuk serangan Ukraina jika menembus Rusia. Sebab, negara tetangganya mengandalkan pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, atau Prancis.
Soloviev dan Medvedev merupakan dua tokoh Rusia yang aktif membahas kemungkinan penggunaan senjata nuklir. Dalam siarannya pada bulan Maret, Soloviev mengatakan bahwa “Inggris harus terkubur di bawah gelombang radioaktif.”
Pada pertengahan September, Soloviev juga mengatakan bahwa serangan Ukraina di wilayah Kursk memberi Vladimir Putin “alasan untuk memulai perang nuklir.”
Medvedev juga beberapa kali dituduh menghasut retorika nuklir. Bulan lalu dia mengatakan keputusan Barat untuk membantu Ukraina dengan senjata akan menjadi keputusan yang mempunyai “konsekuensi.”
Jelas bahwa respons nuklir adalah keputusan yang sangat sulit dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah. Namun, Anglo-Saxon yang bangga tidak menyadari bahwa kesabaran hanya dapat diuji dalam jangka waktu terbatas,” kata Medvedev. .
(bos/bos)
Artikel selanjutnya
Kerusuhan meluas ke seluruh Inggris, tiga anak tewas ditikam oleh remaja
Post Comment