Setelah 20 Oktober, Prabowo Akan Tutup Kebocoran Ekonomi
Jakarta, Harian – Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menerapkan program untuk menutup kebocoran pendapatan pemerintah segera setelah dilantik sebagai presiden, menggantikan Presiden Joko Widodo, yang menjabat sebagai kepala negara selama 10 tahun.
Hal itu diungkapkan adik kandung Prabowo, Hashim Jojohadikusumo yang juga anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo, saat berdiskusi dengan pengusaha di Gedung Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (07/10). /2024). ).
“Kebocoran itu akan ditutup pada Oktober 2024, setelah tanggal 20. Nanti tahu ada program untuk menutupi kebocoran itu, lalu itu juga ada rasio ekuitasnya,” kata Hashim.
Hashim menegaskan, komitmen Prabowo untuk menutup kebocoran perekonomian Indonesia sebenarnya merupakan komitmen jangka panjang, setelah ia mencalonkan diri sebagai presiden melawan Jokowi pada tahun 2014. Saat itu, Prabowo, menurut Hashim, bahkan sempat diejek Prabokor karena keinginannya menutup kebocoran ekonomi yang menyebabkan stagnannya pendapatan negara.
“Pak Prabowo sempat diejek sebagai Prabokor, pernah diejek lawannya Prabokor pada tahun 2014 karena selalu bilang ada bocoran. Saya ingat karena saya juga merasa terhina, tapi ternyata Prabowo benar, bocorannya luar biasa dan kita sudah tahu di mana,” kata Hashim.
Hashim mengatakan, program penyumbat kebocoran ini akan dilakukan Prabowo untuk meningkatkan rasio pendapatan pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) dari kisaran saat ini sebesar 12,7% menjadi 23%. Kebocoran akan tersumbat pada penerimaan perpajakan, sektor bea dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (NTGP).
“Jadi kita tutup kebocorannya tanpa menaikkan tarif pajak. Tarif pajaknya harus diturunkan 22% dari 20%, kita tidak akan terlalu lama dekat dengan Singapura dan Hong Kong,” tegas Hashim dalam sebuah acara, Senin (7/10). /2024).
“Itulah yang ingin saya tekankan kepada banyak teman-teman bisnis untuk khawatir, bahwa tidak akan ada kenaikan tarif pajak,” ujarnya.
Diakuinya, Prabowo sudah memiliki catatan ratusan pengusaha yang tidak membayar pajak hingga pendapatan negara bocor. Data tersebut diterima dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BKPK Muhammad Yusuf Ateh dan dikonfirmasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Pemerintah ingin semua wajib pajak membayar pajak. Ini Tandanya Pengusaha Nakal, Ini Data yang Diterima Pak Prabowo dari Pak Luhut dan Pak Ateh dan Ditegaskan dari KLHK, Ada Jutaan Hektar Lahan Hutan yang Dikuasai Secara Ilegal oleh Pengusaha Sawit Nakal , Rupanya mereka sudah diperingatkan, tapi kami masih belum membayar,” tegasnya.
Hashim mengatakan, daftar tersebut mencakup sekitar 300 wajib pajak nakal yang belum membayar pajak kepada pemerintah dengan total lebih dari Rp 300 triliun. Dia membenarkan, tidak ada satu pun pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia.
“Sampai Rp 300 triliun yang belum dibayarkan, ini data yang dihimpun pemerintah, jadi sekarang Pak Prabowo sudah siap, kita punya daftarnya lebih dari 300 orang, saya tidak melihat teman-teman Kadin ada di daftar ini. Saya tidak melihatnya, tapi saya akan memeriksanya lagi. Nanti ada teguran ramah, ingatkan ramah, silakan bayar, kata Hasyim.
Berkat kebijakan penguatan pengawasan perpajakan Kementerian Pendapatan Negara, pemerintahan Prabowo akan menghasilkan tambahan pendapatan negara sebesar Rp 50 triliun setiap tahunnya.
“Kita bisa mendapat Rp 50 triliun setiap tahunnya dari kebocoran ini. Kami memperkirakan bahwa dengan satu kebocoran, kami dapat menyediakan dua kali makan gratis sehari kepada 9 juta anak. Perlu dicatat bahwa hal ini sudah diperbaiki: untuk setiap Rp 50 triliun kita dapat menutup kebocoran, kita dapat “menyediakan makanan gratis di pagi dan sore hari kepada 9 juta orang,” kata Hashim.
(Arj/ya)
Artikel berikutnya
Target Pajak Prabowo Capai Rp 2.189,3 Triliun, Bos DJP Ungkap Suaranya
Post Comment