Timang-Timang Jurus Zulhas Capai Swasembada Pangan, Ini Kata Pengusaha
Jakarta, Harian – Dalam upaya mencapai swasembada pangan, pemerintah berencana meningkatkan produksi pangan nasional melalui skema klaster pangan. Strategi tersebut dipaparkan Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan dalam pertemuan kemarin di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Lantas, bagaimana pandangan para pengusaha penggilingan padi terkait rencana strategis tersebut?
Ketua Umum Persatuan Petani dan Pengusaha Padi Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menilai strategi klaster pangan yang akan diterapkan pemerintah ke depan merupakan pendekatan yang tepat. Ia pun mengaku setuju dengan strategi tersebut.
“Menurut saya, pendekatan terhadap wilayah dan barang sebagai klaster tertentu sudah tepat. Saya setuju dengan strategi ini karena ini sebuah pendekatan,” kata Sutarto kepada Harian, Rabu (23/10/2024).
Sutarto yang pernah menjabat Dirut Bulog pada era Presiden SBY ini menjelaskan, karena kondisi agroklimat yang berbeda-beda di setiap daerah, Indonesia memiliki variabilitas yang tinggi dalam aspek penyediaan pangan di setiap daerah atau daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan wilayah yang berpotensi dijadikan wilayah produksi pangan.
“Karena ada yang di utara khatulistiwa, ada juga yang di selatan khatulistiwa misalnya. Ada yang berawa, ada yang gersang, dan sebagainya. Nah, kalau bicara teknologi pertanian, maka perlu dipetakan secara individual. , karena terkait dengan musim hujan yang berbeda-beda,” jelasnya.
“Mungkin ini yang dimaksud Menteri Koordinator Pangan (Zulhas) soal klasterisasi, ya soal zonasi sebenarnya. Daerah mana yang cocok untuk menanam padi, daerah mana yang cocok untuk menanam kedelai, misalnya daerah mana yang cocok untuk menanam jagung,” imbuhnya.
Sutarto juga meyakini melalui skema klasterisasi, pemerintah akan menyiapkan fasilitas dalam hal teknologi produksi, antara lain teknologi pembibitan dan pemupukan, teknologi budidaya lahan, teknologi pengelolaan air, serta teknologi pengendalian hama dan penyakit.
“Jadi misalnya mau membangun klaster, misalkan food complex di Merauke. Itu yang perlu dipikirkan komoditas apa saja yang ada di sana, seperti beras dan tebu, itu yang saya dengar. Nah, ini yang perlu dipikirkan, apakah Anda punya klaster seperti itu, bagaimana dengan teknologinya sampai ke “Di mana distribusinya (produknya). Misalnya dikirim ke Pulau Jawa agar biaya transportasinya tidak mahal,” tambah Sutarto yang juga menjabat Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) itu.
![]() Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso di FoodAgri Insight Harian. (Televisi Indonesia CNBC)
|
target 5 tahun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan mengaku sudah mempunyai strategi agar Indonesia bisa swasembada pangan dalam 5 tahun ke depan, hal ini sejalan dengan tujuan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengatakan, nantinya pemerintah akan melakukan klasterisasi pangan. Dengan demikian, setiap daerah memberikan kontribusi produksi produk pangan yang berbeda-beda.
“Pertama, Anda tidak bisa hanya mengandalkan Pulau Jawa; Sumatera juga memiliki banyak minyak sawit. Masa depan beras, gula dan jagung ada di Papua, sekarang kita coba di Merauke. Nanti kita bagi clusternya lagi, Sulawesi Mungkin coklat dan cengkeh lebih enak,” kata Zulhas di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Zulhas juga menegaskan, swasembada pangan tidak hanya terbatas pada beras, jagung, dan kedelai, tetapi juga pada komoditas strategis lainnya.
“Sumatera bisa kopi dan lada, bisa juga kelapa. Jadi tidak hanya beras dan gula, jagung, tapi produk lain yang kualitasnya paling tinggi. Insya Allah dalam 5 tahun bisa,” ujarnya.
(Oh)
Artikel selanjutnya
Video; 79 tahun kemerdekaan. Apakah Indonesia sudah mandiri pangan?
Post Comment