Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Nasib Asean Bakal Bersinar



aptopix-election-2024-trump-6_169 Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Nasib Asean Bakal Bersinar




Jakarta, Harian – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terus menunjukkan kemajuan yang signifikan sebagai pemimpin ekonomi global. Terutama akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan terbaru IMF, meskipun potensi fragmentasi ekonomi masih menjadi ancaman, kawasan ini telah berhasil memanfaatkan peluang yang timbul dari ketegangan tersebut.

Menurut IMF, ASEAN telah lama memperoleh manfaat dari globalisasi dan hubungan dagang yang erat dengan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, yakni Tiongkok dan Amerika Serikat. ASEAN telah berhasil beradaptasi dan terus memperkuat posisinya dalam perekonomian global.

“Meskipun ada ketegangan geopolitik, ASEAN terus memperkuat hubungan perdagangan dan investasi dengan Tiongkok dan Amerika Serikat,” kata laporan itu. cnbc.comSabtu (16/11/2024).

Data IMF menunjukkan pangsa pasar impor ASEAN dari kedua negara ini terus meningkat sejak tahun 2018, dengan kedua negara menyerap lebih banyak nilai tambah dari kawasan. Selain itu, aliran investasi asing langsung (foreign direct investment) dari Amerika Serikat dan Tiongkok juga menunjukkan dinamika positif.

“Kawasan ini bahkan siap memanfaatkan peluang pengalihan perdagangan yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok,” tambah laporan itu.

Sementara itu, ketegangan tersebut dimulai pada tahun 2018 ketika Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif terhadap ribuan barang impor dari Tiongkok, yang kemudian memicu tindakan pembalasan dari Beijing. Pemerintahan Presiden Joe Biden melanjutkan kebijakan tarif ini dan bahkan memperkenalkan tarif baru pada Mei 2023.

IMF menyoroti bahwa beberapa negara ASEAN mengalami pertumbuhan ekspor barang-barang yang dikenakan tarif Tiongkok dan AS yang lebih cepat dibandingkan dengan ekspor lainnya.

ASEAN juga mencatat peningkatan ekspor ke negara-negara selain Tiongkok dan Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa kawasan ini tidak hanya memperoleh manfaat dari reorientasi perdagangan namun juga memperoleh manfaat dari skala ekonomi yang lebih besar.

Perdagangan antar negara anggota ASEAN juga mencatat pertumbuhan, sehingga membantu memperkuat pangsa ASEAN dalam investasi asing langsung, ekspor global, dan nilai tambah global.

Meskipun ASEAN secara keseluruhan mendapat manfaat, IMF mencatat bahwa manfaat reorientasi perdagangan tidak didistribusikan secara merata di antara negara-negara anggota. Vietnam, misalnya, mencatat pertumbuhan ekspor yang sangat kuat, sedangkan negara-negara seperti Thailand, Filipina, dan Singapura mengalami pertumbuhan yang lebih lambat.

CNBC sebelumnya melaporkan bahwa Vietnam telah menjadi tujuan utama bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan diversifikasi rantai pasokan dari Tiongkok di tengah meningkatnya risiko geopolitik, bersama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Indonesia.

Namun, IMF memperingatkan bahwa meningkatnya tekanan geopolitik dapat merugikan kawasan di masa depan.

Misalnya, fragmentasi ekonomi global kemungkinan akan mengurangi aktivitas mitra dagang utama ASEAN seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini dapat mengurangi permintaan eksternal terhadap barang-barang dari wilayah tersebut, yang sangat bergantung pada ekspor.

(ven/haa)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Perang dagang era Trump menghantui Rhode Island, menghadapi konsekuensi buruk ini



Artikel berikutnya

Mogok Jepang-Korea, Inilah Raja Kendaraan Listrik di Asia Tenggara


Post Comment