Turunkan Emisi Metana di RI, Pertamina Perkuat Kolaborasi



pertamina-2_169 Turunkan Emisi Metana di RI, Pertamina Perkuat Kolaborasi




Jakarta, Harian – PT Pertamina (Persero) melakukan upaya strategis untuk menurunkan emisi, salah satunya dengan pengurangan gas buang metana di seluruh lini produksi perusahaan.

Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina (Persero), Sagliadi Daria Saputra menjelaskan, penurunan emisi gas metana termasuk dalam salah satu bidang pembangunan berkelanjutan Pertamina, yaitu: mengatasi perubahan iklim.

“Pertamina bertekad untuk menjadi perusahaan energi terkemuka yang terkenal dengan kepedulian terhadap lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang kuat. Kami telah mengambil langkah signifikan dalam mengelola emisi metana untuk mencapai tujuan keberlanjutan kami,” kata Salyadi dalam keterangan tertulis Senin. (18/11/2024)

Upaya penurunan emisi metana telah dilakukan Pertamina melalui surat dukungan (surat persetujuan) melawan Inisiatif Nol Flaring (ZRF). Pertamina berkomitmen untuk mencapai nihil pembakaran rutin pada tahun 2030, dengan target penurunan emisi metana sebesar 40%. tingkat dasar 2021.

Menyadari pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan tersebut, Pertamina berkolaborasi dengan organisasi internasional utama, termasuk JOGMEC (Japan Oil, Gas and Metals Corporation) dan anggota ASEAN Petroleum Council. Kolaborasi dengan USAID dan penyedia teknologi seperti Honeywell juga telah meningkatkan upaya untuk memantau dan mengurangi emisi metana.

Selain itu, Pertamina juga berkolaborasi dengan Petronas dan PTTEP dalam Oil and Gas Methane Partnership 2.0 (OGMP2.0) dan Methane Leadership Program. Penelitian kolaboratif dengan JOGMEC di Donggi Matindok dan JOB Tomori difokuskan pada penghitungan, pelaporan, dan pengurangan flaring secara akurat.

“Untuk mencapai hasil yang bermakna dan berkelanjutan, kita harus bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas global,” kata Salyadi.

Wakil Asisten Menteri Manufaktur Departemen Perdagangan AS Heather Evans menekankan perlunya kerja sama lintas batas seiring komitmen AS untuk berbagi teknologi guna mengurangi emisi metana.

“Kami mendorong penerapan teknologi pengurangan emisi sebagai praktik terbaik industri, bukan hanya sekedar persyaratan peraturan. “Perusahaan-perusahaan AS menawarkan solusi inovatif untuk memantau emisi metana, dan kami siap mendukung mitra internasional dalam upaya mereka mengurangi emisi metana,” tambahnya.

Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup RI, Julia Suryanti, menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai target peningkatan NDC pada tahun 2030.

“Indonesia telah mengembangkan kebijakan carbon pricing untuk mendukung target NDC dengan target pengurangan sebesar 21,89% pada tahun 2030. Kami menyeimbangkan kelestarian ekonomi, sosial, dan lingkungan sepanjang jalur pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Melalui kolaborasi, teknologi inovatif, dan komitmen terhadap tujuan bersama, Pertamina dan mitranya menunjukkan kekuatan tindakan kolektif dalam upaya mengurangi emisi metana dan melindungi iklim demi masa depan yang berkelanjutan.

(dpu/dpu)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: 7 raksasa BUMN Karya akan dicairkan



Artikel berikutnya

Pertamina menyalurkan 4.493 hewan kurban pada Idul Adha


Post Comment