Indonesia Dahulu kala manusia Hobbit tinggal di pulau ini
Batavia, – Ternyata cerita tentang manusia kerdil atau hobbit bukanlah satu-satunya. Tak disangka, spesies langka ini pernah hidup di Indonesia.
Argumen ini didukung oleh para ilmuwan sejarah yang telah menemukan fosil tertua manusia purba yang bertubuh pendek seperti humanoid. Namun, seorang antropolog meyakini bahwa manusia purba masih bertahan hingga saat ini di pulau terpencil yang memiliki sumber air panas di Laut Jawa Timur.
Gregory Forth, seorang profesor antropologi di Universitas Alberta, menghabiskan waktu puluhan tahun untuk meneliti Homo floresiensis (spesies kecil manusia purba yang menghuni pulau Flores).
![]()
|
Dipercaya bahwa pria setinggi satu meter masih bisa bertahan hidup setelah 100.000 tahun. Karena ukurannya yang lebih kecil dibandingkan manusia pada umumnya, Manusia Bunga juga sering dikenal dengan sebutan Hobbit Liang Bua.
Mengutip Pos NasionalFors mengatakan dia berbicara dengan 30 warga setempat, yang mengatakan mereka pernah melihat orang-orang mirip kerdil di hutan Flores.
Dalam cuplikan buku tersebut, Forth menceritakan percakapannya dengan seorang pria yang mengaku telah menemukan tubuh hominoid tua. Tubuh wanita itu dibalut bulu berwarna terang seperti anak kucing dengan payudara menonjol dan ekor yang sangat pendek.
Tubuh kedua digambarkan memiliki kepala hampir seperti manusia, tubuh ditutupi rambut berwarna abu-abu muda, wajah kera, dan hidung seperti tengkorak.
Pada tahun 2003, jejak keberadaan manusia kerdil ditemukan oleh sekelompok peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Indonesia. Mereka menemukan kerangka betina dewasa yang hampir lengkap, tingginya sekitar satu meter, dan beratnya hanya 30 kilogram, di sebuah gua batu kapur besar di Bunga.
Wanita yang diperkirakan meninggal 18.000 tahun lalu ini dikenal sebagai The Hobbit dan ditemukan oleh National Geographic sebagai manusia terakhir yang pernah ditemukan. Selain kerangka tersebut juga ditemukan tulang gajah kerdil, komodo, dan tikus raksasa.
Tulang wanita berbeda dengan Homo sapiens karena memiliki panggul lebar dan bahu bungkuk. Namun, belum diketahui kapan spesies Homo floresiensis dengan tengkorak seukuran jeruk bali punah.
Museum Australia mengakui bahwa ada legenda lokal di Flores tentang Ebu Gogo – sebuah gua kecil berbulu yang ukurannya mirip dengan Manusia Flores.
(Hsy/hsy)
Terimakasih
Post Comment