Melihat Gaya Main Timnas Arab Saudi di Bawah Herve Renard di Kualifikasi Piala Dunia 2026

, Jakarta – Timnas Arab Saudi melakukan perubahan besar pada pertengahan babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Menyusul pemecatan Roberto Mancini karena tiga penampilan kurang memuaskan, Asosiasi Sepak Bola Arab Saudi menunjuk kembali Hervé Renard sebagai pelatih Green Falcons.

Renard sudah tidak asing lagi dengan Desert Eagle. Ia memimpin Arab Saudi pada 2019 hingga 2023 sebelum digantikan Mancini. Di tangannya, Arab Saudi membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022.

Ia perlu membuktikan bahwa dirinya masih layak menjadi pelatih Arab Saudi. Pergantian pelatih membuat tim Arab Saudi juga akan mengalami perubahan, mulai dari cara bermain hingga pemain yang diturunkan. Artinya, susunan pemain yang akan bertanding melawan Indonesia kemungkinan besar akan berbeda dengan susunan pemain pada pertemuan pertama kedua tim.

Pada pertemuan kandang pertamanya dengan Arab Saudi pada September tahun lalu, tim Indonesia mampu meraih hasil imbang 1:1. Kedua negara kini akan kembali bertemu, kali ini di Indonesia, pada Selasa 19 November 2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pukul 19.00 WIB.

Arab Saudi bermain imbang 0-0 dengan Australia pada Kamis 14 November. Berikut penilaian terbentuknya Arab Saudi di bawah kepemimpinan Herve Renard.

Penjaga gawang berusia 33 tahun Ahmed Al-Kassar menjadi penjaga gawang baru Green Eagles. Pemain Al Qadsia ini telah tampil untuk Arab Saudi sebanyak tujuh kali, mencatatkan tiga clean sheet dan hanya kebobolan lima gol.

Ia baru menjalani debut di Piala Asia 2023. Renard tidak memanggil kiper veteran Mohamed Al-Owais (58 penampilan) dan mempertahankan sesama kiper Mohammed Al-Rubaie (7 penampilan).

Al-Qasara sebenarnya banyak menggunakan Roberto Mancini, termasuk di dua laga terakhir Oktober lalu melawan Jepang dan Bahrain.

Pembela: Abdulhamid, Al-Tambaakti, Al-Bulayhi, Al-Shahrani (c)

Di lini pertahanan, Renard menggunakan formasi pertahanan empat baris. Bek Roma Saud Abdulhamid tak tergantikan di posisi bek kanan. Di jantung pertahanan, Renard memilih duet Hassan Al-Tambaakti dan Ali Al-Buhaili.

Al Buhaili adalah bek veteran berusia 34 tahun dengan 55 caps dan saat ini bermain untuk Al Hilal. Sedangkan rekannya Al Tambaakti masih berusia 25 tahun, memiliki 34 caps dan juga merupakan rekan klubnya.

Di bek kiri ada Yasser Al Shahrani yang juga menjabat sebagai kapten tim. Pemain berusia 32 tahun asal Al Hilal ini memiliki caps terbanyak kedua di skuad saat ini (80 caps), di belakang Salem al-Dawsari (90 caps) yang tidak masuk starting XI. Tiga dari empat pemain barisan belakang juga bermain bersama di level klub bersama Al-Hilal.

Gelandang: Al-Ghamdi; Al-Sahafi, Al-Dawsari, Al-Juwair, Al-Buraikan

Faisal Al-Ghamdi (11 pertandingan) bermain di lineup ini sebagai gelandang bertahan. Pemain berusia 23 tahun itu adalah salah satu dari dua pemain klub Liga Belgia Beerschot yang akan menjadi pemain starter era Renard.

Pemain Beershot lainnya adalah Marwan Al-Sahafi yang menempati posisi sayap kanan. Usianya masih 20 tahun dan baru tiga kali membela Arab Saudi.

Al-Ghamdi dan Al-Sahafi hampir tidak pernah menjadi andalan Arab Saudi asuhan Roberto Mancini. Dua pemain di lini tengah adalah Nasser al-Dawsari dan Musab al-Juwair. Eksistensi kedua pemain ini tidak berubah dari era sebelumnya dan sama-sama juga menjadi andalan Mancini di lini tengah.

Al-Dwasari (25 pertandingan) kini berusia 25 tahun dan bermain untuk Al-Hilal, sedangkan Al-Juwairah (10 pertandingan) masih berusia 21 tahun dan bermain untuk Al-Shabab.

Di sayap kiri serangan, Renard memilih Firas Al-Buraikan, yang berarti Salem Al-Dawsari tidak mendapat tempat di tim ini. Bahkan tak ada tempat bagi pemain yang bisa dibilang tak tergantikan di era Mancini, Abdulrahman Gharib, yang kini malah tak dipanggil ke timnas.

Al-Buraikan adalah pemain Al Ahly berusia 24 tahun. Dia memainkan 46 pertandingan untuk tim nasional dan mencetak sembilan gol. Pada era Mancini, Al-Buraikan hampir selalu bermain di setiap pertandingan. Bedanya, Mancini menurunkannya sebagai striker, sedangkan Renard menempatkannya di tiang kiri.

Salah satu strikernya adalah striker Al Ittihad berusia 31 tahun Saleh Al Shehri, pemain yang mencetak 15 gol dalam 37 pertandingan. Ia menjadi pemain dengan skor tertinggi kedua di skuad saat ini setelah Salem al-Dawsari yang mencetak 23 gol dalam 90 pertandingan. Artinya Al Shehri memiliki rata-rata gol terbaik.

Di era Mancini, Al Shehri sering kali tersisih dari skuat atau hanya bermain di bangku cadangan, bahkan terkadang tampil sebagai pemain pengganti.

Post Comment